Search

Rabu, 06 Juni 2012

Perayaan HUT 62  (Edisi 2)



Penerima Tamu






 Pengutusan dan berkat oleh Pdt. Kardinah Isa Anggraini, S.Th



Sambutan dari Pengurus YAKKUM

Tumpeng HUT 62 th


Potong Tumpeng oleh dr.Paran Bagionoto, Sp.B


 Tumpeng potongan pertama diberikan kepada punakarya yang diwakili oleh Bp. Suparjo


 Potongan kedua diberikan kepada karyawan yang ulangtahunnya sama dengan HUT RS. Mardi Waluyo

Doa Penutup oleh dr. Tri Harjanto, Sp.Rad


 Pembagian Hadiah Juara 6 Ruang Kebidanan

 Juara 5 Ruang Flamboyan

 Juara 4 Ruang Bougenvile


 Juara 3 Ruang Anggrek


 Juara 2 Kantor & Pendaftaran

Dan pemenangnya adalahhhhh........Ruang IGD......Selamat ya....

SAATNYA MAKAN-MAKAN & FOTO -FOTO....



Punakarya RS. Mardi Waluyo.....


Bagi -bagi payung kepada pasien rawat inap




Sesi Foto-foto




 Selamat Ulang Tahun untuk RS. Mardi Waluyo yang ke 62 semoga sukses selalu dan semakin diberkati Tuhan

Tidak ada komentar:

Renungan

Yang menguras energi

Hai anakku, janganlah pertimbangan dan kebijaksanaan itu menjauh dari matamu, peliharalah itu - Amsal 3:21

Konon di Tiongkok pernah hidup seorang hakim yang sangat dihormati karena tegas dan jujur. Ia memutuskan setiap perkara dengan adil, tanpa pandang bulu. Suatu hari, dua orang menghadap sang hakim. Mereka bertengkar hebat dan nyaris beradu fisik. Keduanya meminta keputusan atas kasus mereka, yang sebenarnya sangat sederhana. Keduanya berdebat tentang hitungan 3x7. Yang satu mengatakan hasilnya 21, yang lain bersikukuh mengatakan hasilnya 27. Ternyata sang hakim memvonis cambuk 10 kali bagi orang yang menjawab benar. Spontan si terhukum memprotes. Sang hakim menjawab, "Kamu bodoh, mau-maunya berdebat dengan orang bodoh yang tidak tahu kalau 3x7 adalah 21!"

Tentu saja itu hanya cerita rekaan. Hikmah dari cerita ini adalah bahwa jika kita sibuk memperdebatkan sesuatu yang tidak berguna, berarti kita juga sama salahnya atau bahkan lebih salah daripada orang yang memulai perdebatan. Sebab dengan sadar kita membuang waktu dan energi untukhal yang tidak perlu. Bukankah kita sering mengalaminya? Bisa terjadi dengan pasangan hidup, tetangga, atau kolega.Berdebat atau bertengkar untuk hal-hal yang tidak ada gunanya, hanya akan menguras energi percuma.

Ada saatnya kita mengalah untuk perdebatan atau pertengkaran yang sia-sia. Mengalah bukan berarti kalah, bukan? Untuk itu kita perlu mempertimbangkannya dengan bijaksana. Seperti kata Amsal 3:21, "...janganlah pertimbangan dan kebijaksanaan itu menjauh dari matamu." Memang tak mudah. Kita hanya dapat melakukannya dengan hati bersandar kepada Tuhan (ayat 26), hingga kita pun berjalan dengan aman, tanpa terantuk (ayat 23) - Nik Adam